Harga Kelapa Sawit Anjlok, Pertumbuhan Ekonomi di Sumatera Turun!
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi di pulau Sumatera pada kuartal III-2022 hanya 4,71 persen. Angka ini berada di bawah pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 5,72 persen di periode yang sama. Padahal kontribusi pertumbuhannya ke ekonomi Indonesia mencapai 22 persen.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan rendahnya pertumbuhan di Sumatera karena harga sawit yang mengalami tren penurunan. Tren yang sama juga terjadi di beberapa wilayah lain yang mengandalkan ekspor kelapa sawit sebagai penggerak ekonomi daerah.
Baca Juga :
Jual Saldo Paypal
Jual Beli Saldo Paypal
Saldo Paypal Terpercaya
“Sumatera terjadi penurunan karena harga sawit relatif turunin sejalan juga dengan beberapa daerah lain,” kata Airlangga dalam konferensi pers, Jakarta, Senin (7/11).
Saat ini harga kelapa sawit sudah turun menjadi Rp 720 per kilogramnya (kg). Padahal di kuartal sebelumnya bisa mencapai Rp 1.403 per kg. Berdasarkan data BPS, pertumbuhan ekonomi tertinggi tercatat di Sumatera Utara dengan kontribusi 1,4 persen, ditopang dari sektor pertanian, kehutanan dan perikanan, serta dari sektor perdagangan.
Airlangga menyebut secara umum, perekonomian di Sumatera sangat bergantung pada sektor perkebunan. “Dengan demikian memang perekonomian Sumatera sangat tergantung pada sektor perkebunan,” kata dia.
Kebangkitan Ekonomi Bali Berkat Pelaksanaan G20
Kondisi berbeda terjadi di Bali. BPS mencatat pertumbuhan ekonomi di Pulau Dewata pada kuartal III-2022 sebesar 3,69 persen. “Perekonomian Bali karena memang dia baru recover sehingga tumbuhnya tinggi apalagi ada Global event untuk G20,” kata Airlangga.
Pertumbuhan ini disokong berbagai kegiatan internasional yang tengah berlangsung dalam rangka Presidensi G20 Indonesia. Tercermin dari sumber pertumbuhan di Bali berasal dari sektor penyediaan akomodasi dan makan minuman, dan sektor transportasi dan pergudangan.
Baca juga :
Jasa Pbn Premium
Jasa Pbn Berkualitas
Jasa Pbn
“Beberapa kegiatan internasional dilakukan di Bali tertentu ke depan kita monitor,” kata dia.
Selain itu, dari sisi harga-harga dari berbagai komoditas lain di Bali diharapkan bisa mendorong pertumbuhan ekonomi secara regional.